v FUNGSI IMAN KEPADA ALLAH SWT
Beriman kepada Allah SWT merupakan rukun iman yang
pertama. Beriman kepada Allah menjadi dasar yang kokoh bagi iman seseorang.
Orang yang memiliki iman yang kuat tentang adanya Allah SWT, maka ia akan selalu
menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Beriman kepada Allah banya fungsinya, diantaranya adalah
sbb:
·
Mengakui dan
menyakini akan kebesaran Allah SWT
·
Menyadari akan
sifat kedoiyan kita jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT.
·
Dengan menyakini
kebesaran Allah, sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT.
·
Dengan beriman
kepada Allah SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-Nya.
·
Dengan beriman kepada Allah SWT, kita
menyakini bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi hambatan
hati serta menjiwai seluruh kegiatan kita.
v PERANAN IMAN
Menurut surat Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Pada bagian ini akan dibahas tentang
iman bukan saja sebagai dasar dan bukti, tetapi juga peranannya sebagai alat
perkenan Tuhan, sebagai rambu kehidupan, sebagai kekuatan untuk
memanifestasikan kuasa Allah, sebagai kekuatan untuk mengalahkan dunia dan iman
sebagai penjaga konstansi kehidupan rohani orang percaya.
·
Iman
adalah dasar dalam mengerjakan segala sesuatu
Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dalam perjalanan kehidupan ini sebagai orang
percaya. Jadi iman sangatlah penting karena selain menjadi dasar, iman juga
mampu memberikan motivasi untuk mencapai segala sesuatu, mendapatkan segala
sesuatu, menerima segala sesuatu dan menghadapi segala sesuatu. Sebagai orang
percaya kita berjalan dalam JALAN TUHAN.
Kepada jemaat di Roma Rasul Paulus
menulis, "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham
berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut
yang telah difirmankan: ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.’"(Roma
4:18)
·
Iman
adalah bukti dari segala sesuatu yang belum terlihat
Iman juga menjadi bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat, bahwa kita hidup karena mengandalkan TUHAN, apa
yang kita peroleh itu adalah pertolongan dan kuasa TUHAN (Mar 11:24).
Kapankah iman itu terbukti? Ketika
kata masih berdoa. Doa itu menjadi bukti bahwa jawaban telah kita terima dengan
iman, sekalipun belum kelihatan.
·
Iman
adalah alat perkenan TUHAN
Kitab Ibrani menulis, "Tetapi
tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling
kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah
kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."(Ibr 11:6)
Hidup dengan iman supaya kita
berkenan di hadapan TUHAN, karena dengan demikian membuktikan bahwa kita
percaya kepada TUHAN, kepada Kuasa-Nya dan kasih karunia-Nya. Segala sesuatu
yang dari TUHAN berguna bagi manusia dalam kehidupannya, demikian juga iman
yang diberikan Allah melalui Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus (Yes
9:5;Yoh 3:16).
·
Iman
adalah rambu kehidupan
Ibarat suatu perjalanan dari satu
kota ke kota yang lain. Di sepanjang perjalanan kita akan bertemu dengan
rambu-rambu; baik rambu petunjuk, rambu peringatan maupun rambu larangan.
Rambu-rambu itu akan memandu kita menuju kota tujuan. Jika kita taat kepada
rambu-rambu itu, maka kita akan sampai ke tempat tujuan dengan selamat, tetapi
jika tidak, maka kita akan tersesat atau terkena pelanggaran (Ibr 12:2;Kol
1:28). Rambu-rambu itu adalah firman Allah (1 Tim 1:16,17).
·
Iman
adalah kekuatan untuk memanifestasikan kuasa Allah
Tuhan Yesus bersabda, bahwa barangsiapa
memiliki iman sebiji sesawi, ia akan dapat memindahkan gunung (Mat 17:20). Hal
itu mungkin terjadi karena iman yang dimiliki seseorang akan menggerakkan kuasa
Allah untuk melakukannya. Ungkapan iman seorang perwira Kapernaum telah
membuktikan hal itu (Mat 8:5-13). Kekuatan iman perwira Kapernaum yang mampu
memanifestasikan kuasa Tuhan Yesus adalah:
- kasihnya kepada hambanya (ay 5,6);
- sikap percaya yang penuh (ay 8);
- kerendahan hatinya (ay 9).
Iman yang seperti inilah yang
mendatangkan pujian (Ay 10). Dan oleh kuasa iman yang sedemikian kuasa
kesembuhan terjadi (ay 13 band Yak 5:15).
·
Iman
adalah kekuatan untuk mengalahkan dunia
Dunia dimaksud adalah alam kehidupan
manusia atau segala sesuatu yang bersifat kebendaan yang menguasai hidup
manusia. Atau kehidupan yang bertumpu pada kehidupan kedagingan (Gal 5:19-21).
Atau cara hidup duniawi yang bertabiat dosa.
Manusia baru bukan lagi hidup
dikuasai oleh keinginan daging tetapi oleh keinginan roh (Gal 5:22,23). Untuk
mematikan keinginan daging dan memaksimalkan kuara roh, maka iman menjadi
kekuatan untuk mengalahkannya.
Suratan Yohanes menulis, "sebab
semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang
mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada
dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? (1 Yoh 5:4,5).
·
Iman
adalah alat untuk menjaga konstansi kehidupan rohani
Karakteristik kehidupan duniawi
adalah adanya perubahan dan goncangan. Tuhan Yesus tidak pernah berjanji, bahwa
mengikut Dia bebas dari goncangan. Goncangan pertama dialami oleh murid-murid
pada waktu Tuhan Yesus ditangkap (Mat 26:31). Goncangan-goncangan berikutnya
adalah aniaya yang dialami oleh gereja mula-mula (Kis 5:25-42;7:54-8:3;dayb).
Secara lebih luas, goncangan bisa
terjadi dalam bidang ekonomi, politik, keamanan, bencana alam, kesehatan atau
bahkan kematian. Iman bagaikan batu karang teguh yang tak tergoncangkan oleh
badai maupun ombak. Suatu jaminan yang diberikan oleh Tuhan atas kita, bahwa
kita disertai-Nya sampai kesudahan zaman (Mat 28:30) dan tinggal di dalam
kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan (Ibr 12:26-28).
·
Dengan
iman kita berkuasa mengalahkan Iblis
Firman Allah katakan bahwa Iblis senantiasa
berjalan keliling dan mencari kesempatan untuk menelan kita (1 Pet 5:8). Iman
merupakan salah satu perlengkapan senjata Allah untuk mengalahkan Iblis (Ef
6:16;1Tes 5:8). Dan bahkan firman Tuhan katakan supaya Iblis harus kita lawan
dengan iman yang teguh supaya dia lari dari kita (1 Pet 5:9).
·
Iman
memberi keberanian untuk bersaksi
Dasar yang kokoh untuk bersaksi
adalah perbuatan baik dan perbuatan dalam kebenaran (1 Tim 3:13). Perhatikan
bagaimana ucapan rasul Petrus dan Yohanes di hadapan Mahkamah Agama (Kis
4:1-22;5:26-42) Rasul Paulus di hadapan Feliks, Agripa dan Bernike (Kis 24-26)
atau yang lain lagi. Rasul Paulus yang menyebut dirinya sebagai tawanan Roh
(Kis 20:22), dia tidak lagi peduli dengan dirinya sendiri. Hal yang paling
penting baginya adalah memberitakan Injil dengan menyaksikan kemurahan dan
cinta kasih Tuhan supaya orang-orang berdosa diselamatkan.
·
Dengan
iman orang mampu bertahan dalam penderitaan
Apakah rahasianya rasul Paulus
berani bertahan dari segala penderitaan yang dialaminya? (2 Kor 11:21-33). Atau
Stevanus berani menghadapi maut tanpa rasa takut? (Kis 6-7). Atau jemaat
mula-mula yang pantang menyerah menghadapi aniaya? (Kis 4-5 dayb). Atau
penderitaan yang dialami oleh para rasul (Kis 16:13-40;21:27-40 dayb) dan masih
banyak contoh yang lain lagi. Satu hal yang penting yang harus kita perhatikan,
bahwa di dalam iman mereka tersimpan pengharapan yang tak akan pernah pudar dan
layu (1 Pet 1:3-5). Karena itu mereka berani membayar berapa pun harganya
penderitaan yang harus mereka tanggung, bahkan kematian sekalipun.
·
Iman
berkuasa mendatangkan keselamatan
Rasul Paulus menulis, "Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri." (Ef 2:8,9)
Demikian pula dengan pernyataan
rasul Paulus dan Silas. " ... Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan
Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’" (Kis
16:31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar